saya mendapatkan inspirasi....Dari teman saya....bahwa Kalo kita sering membuat blog...itu sama saja kita telah mengsah otak kita

Tampilkan postingan dengan label perangkat keras(hardware). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perangkat keras(hardware). Tampilkan semua postingan

Mengelola Koleksi CD/DVD

Saya memiliki cukup banyak CD/DVD yang kebanyakan berisi koleksi program baik bonus majalah maupun backup hasil download. Beberapa CD berisi koleksi lagu-lagu berformat mp3. Ada niatan untuk menertibkan koleksi-koleksi tersebut, masalahnya saya seringkali kesusahan mencari suatu file yang saya yakin ada di antara CD/DVD tersebut, tetapi saya bingung CD/DVD mana pastinya. Memasukan dan mengeluarkan CD/DVD dan kemudian menggunakan fasilitas pencarian menjadikan satu-satunya cara untuk menemukannya. Ke depannya, saya akan mengubah kebiasaan ini.

Memberi label lokasi penyimpanan

CD/DVD ini saya simpan pada tempat CD case dengan berbagai bentuk dn warna. Secara fisik, saya sudah terbiasa membedakan antara tempat yang satu dengan yang lain, tetapi agar lebih memudahkan, terutama ketika orang lain yang akan mengambilnya, saya sudah memberi label dengan spidol “Case001″, “Case002″, dan seterusnya.

Memberi label pada cakram CD/DVD

Terutama CD/DVD hasil burning, banyak keping CD/DVD tersebut mempunyai bentuk yang sama, atau mempunyai label tetapi hanya pembeda pada saat burning saja, misalnya “#1″, “#2″, dan sebagainya, sehingga ketika digabungkan dengan keping-keping yang lain dan dengan berjalannya waktu, beberapa keping sulit dibedakan secara fisik. Untuk ini, –dan masih dilakukan, saya menggunakan spidol dengan memberi label “CD-PR-001″, “CD-MU-001″ dan sebagainya. Penggunaan spidol saya anggap cara tercepat dibandingkan dengan mengeprint label CD/DVD, selain berbiaya lebih murah. Beberapa keping memerlukan kertas sticker karena warna kepingan hitam seperti warna spidol yang saya gunakan.

Mengindeks Isi CD/DVD

Ini merupakan proses mengindeks isi dari setiap keping CD/DVD dengan bantuan software, meliputi struktur direktori dan filenya. Untuk ini, saya menggunakan Disc Libarary (Disclib), karena freeware yang satu ini mempunyai fasilitas yang cukup baik untuk keperluan ini. Masing-masing CD selain memuat informasi labelnya, juga dapat dikategorikan dan diberi informasi lokasi fisiknya dan komentar. Pengkategorian juga dapat dilakukan untuk file dan folder yang ada dalam suatu keping CD/DVD.

disclib

Kegiatan mengindeks ini saya lakukan bersamaan dengan pemberian label pada keping CD/DVD yang memerlukan, dan ini saya lakukan secara bertahap ketika ada waktu luang atau ketika menggunakan keping-keping CD/DVD tersebut.

Kalau saja saya dapat melakukan kegiatan tersebut secara konsisten, ketika mencari suatu file, saya cukup mencari melalui fasilitas pencarian Disclib, dan dari sana saya akan memperoleh informasi label CD/DVD dan pada CD case mana saya menyimpannya.

Menjalankan PC Secara Otomatis Pada Waktu Tertentu

Untuk keperluan membooting PC secara otomatis, cara yang saya ketahui baru sebatas memanfaatkan setting BIOS, dan saya kira mengenai keberadaan dan tampilannya tergantung pada motherboard dan BIOS yang digunakan.

Di bawah ini, saya memberi contoh setting pada PC HP Compaq dc-7600.

auto-power-on

Setelah masuk setting BIOS dengan menekan tombol F10 ketika booting, dengan tombol panah, saya bergeser ke menu Advanced dan memilih menu BIOS Power-On. Setelahnya saya, menyetting hari-hari apa saja yang akan diberlakukan dengan mengganti menjadi Enable dan menentukan jam berapa PC akan dinyalakan pada hari-hari tersebut. Langkah terakhir adalah keluar setting BIOS dengan menyimpan setting.

Untuk PC lain, dari tombol masuk setting BIOS, sampai fasilitas di dalamnya sangat mungkin berbeda. Jadi, telusuri sendiri setting BIOS yang diperkirakan untuk mengatur hal tersebut. Jangan lupa, agar dapat berjalan, kabel power harus selalu terhubung.

Size dan Size on Disk

fs filesize

Ketika kita ingin mengetahui besarnya suatu file atau folder, biasanya kita akan melihat Properties-nya dengan mengklik kanan file atau folder tersebut. Di sana kita akan menemukan informasi yang menyatakan besarnya suatu file atau folder tersebut. Tetapi ada dua informasi yang menyatakan besarnya suatu data, yaitu Size dan Size on disk. Memang, keduanya merupakan property dari file atau folder yang dimaksud. Size merupakan informasi berapa besar file atau folder tersebut, sedang Size on disk menginformasikan berapa besar ruang pada media penyimpanan seperti hardisk yang dibutuhkan untuk menyimpan file atau folder tersebut. Mengapa bisa berbeda?

Untuk memberikan gambaran, kita analogikan file dengan jenis jus berikut. Kita mempunyai 300 ml jus jeruk, 500 ml jus mangga, dan 400 ml jus sirsak. Kita hanya mempunyai gelas-gelas berdaya tampung sama yaitu 200 ml. Untuk menampung 300 ml jus jeruk, kita memerlukan 2 buah gelas. Meskipun satu gelasnya hanya berisi setengah, kita tidak dapat mengisinya dengan jenis jus yang lain. Begitu juga dengan jus mangga, kita memerlukan 3 buah gelas, dan untuk jus sirsak kita memerlukan 2 buah gelas. Secara total, untuk menampung 1.200 ml jus, kita memerlukan 7 buah gelas yang keseluruhannya berkapasitas 1.400 ml. Jadi jika besarnya file adalah banyaknya jus yang kita miliki yang menganalogikan Size, maka total kapasitas gelas yang 1.400 ml yang dibutuhkan tersebut menganalogikan Size on disk-nya.

fs allocation unitGelas-gelas tersebut dalam kaitan dengan media penyimpanan seperti hardisk dikenal sebagai cluster. Cluster merupakan unit terkecil dari kapasitas hardisk yang dapat digunakan untuk menyimpan file. Ukuran cluster berkisar antara 1 sektor (512 byte) sampai dengan 512 sektor (256 kilobyte), tergantung yang dialokasikan untuk itu yang didukung file system yang digunakan (misalnya FAT, FAT32 atau NTFS), dan juga ukuran drive-nya (logical volume). Untuk file system NTFS, berikut ukuran cluster default yang diberikan oleh Windows XP:

fs ntfs xp cluster size

Jadi apabila kita mempunyai file berukuran (Size) sebesar 1 KB atau bahkan 1 byte, pada hardisk dengan ukuran cluster 4 KB (4.096 byte), akan membutuhkan ruang (Size on disk) sebesar 4 KB tersebut, sisa 3 KB lainnya merupakan ruang tak berguna yang biasa disebut slack. Jadi Size on disk sendiri selalu kelipatan dari ukuran cluster tersebut.

Berikut contoh pembacaan file yang sama berukuran 1 byte yang disimpan pada media dengan file system yang berbeda.

fs fat32 1byte

fs fat 1byte

Yang sebelah kiri, file tersebut tersimpan pada USB flash disk (UFD) dengan file system FAT32 dan besar cluster 4.096 byte, sedangkan sebelah kanan tersimpan pada UFD dengan file system FAT dan besar cluster 32 KB. Terlihat bahwa semakin besar ukuran cluster-nya semakin besar pula ruang yang tidak berguna (slack) yang dikonsumsi.

Referensi: